Golden Eagle Targetkan Volume Penjualan 2 Juta Ton

Date: 
24 August 2021
Image: 

Jakarta, Beritasatu.com - PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT), emiten batu bara grup Rajawali menargetkan volume penjualan dan produksi pada tahun ini sekitar 2 juta ton. Perolehan ini didorong oleh kondisi pasar batu bara yang sudah mulai pulih dibandingkan dengan tahun 2020.

Direktur Utama PT Golden Eagle Energy Roza Permana Putra mengatakan, permintaan batu bara secara global mulai pulih pada tahun 2021, dimana Tiongkok menjadi kontributor terbesar, dengan tingginya permintaan dari pembangkit listrik dan pasokan domestik yang ketat. Kembalinya pulihnya permintaan batu bara tersebut seiring pemulihan ekonomi yang didukung ketersediaan vaksin Covid-19. Hal ini juga membuat permintaan dari India dan negara-negara Asia Tenggara mulai meningkat. “Perseroan optimistis melihat tahun 2021. Kami pun berencana ingin mencapai volume produksi dan penjualan batubara mendekati hampir 2 juta ton,” ujar Roza dalam paparan publik perseroan secara virtual Selasa (24/8/2021).

Roza menambahkan, prospek industri batu bara ke depan masih cukup menjanjikan karena batu bara merupakan sumber energi yang paling murah dan termudah.

Corporate Secretary Golden Eagle Energy, Chrismasari Dewi Sudono, menyampaikan target pendapatan dan laba tahun ini, sangat tergantung dari kondisi harga batu bara yang belakangan ini semakin meningkat. “Hingga sampai saat ini perseroan optimistis bahwa pencapaian kinerja di akhir tahun diharapkan bisa lebih baik dibandingkan dengan kinerja di semester I tahun ini,” ujar dia.

Pada tahun ini, perseroan akan fokus pada strategi efisiensi peningkatan produksi, sehingga dapat menjadikan perusahaan tetap bertahan dalam kondisi pandemi Covid-19. Selain itu, perseroan juga tetap menjaga kapasitas produksi agar dapat mencapai economic of scale di tengah momentum kenaikan harga, perencanaan tambang yang optimum untuk mendapatkan SR yang ditargetkan.

Sebagai informasi, perseroan saat ini sedang membuka pasar ke Vietnam, Thailand dan Laos. Perseroan masih tetap fokus di asia tenggara sebagai market ekspor. Adapun untuk jenis industri dari sisi pasar perseroan tetap membidik pasar pembangkit tenaga listrik.

Hingga semester I 2021 perseroan mencatatkan penjualan Rp 181 miliar, atau naik lebih dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sejalan dengan itu, laba bersih mencapai Rp 46 miliar atau melonjak dari periode yang tahun sebelumnya masih merugi.

Roza Permana Putra, menyatakan hingga Juni 2021 penjualan sudah melebihi 750.000 ton, naik 30% dibanding semester I tahun lalu dan masih akan terus ditingkatkan. "Komposisi penjualan domestik juga meningkat melebihi ekspor tahun ini. Bahkan sejak akhir tahun lalu, SMMT khususnya tambang di Sumatera mulai penetrasi ke pasar end-user, terutama PLTU dan pabrikpabrik semen," kata Roza.