Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa Tahun 2016 PT Golden Eagle Energy Tbk

JAKARTA – Salah satu hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) yang berlangsung di Jakarta, Kamis, 2/06/2016, menyepakati perubahan sebagian susunan Direksi dan Komisaris perusahaan. Perubahan itu adalah menunjuk Roza Permana Putra sebagai Direktur Utama menggantikan posisi Hendra Surya yang diangkat menjadi Komisaris Utama. Sedangkan Chrismasari Dewi Sudono yang menjabat Sekretaris Perusahaan diangkat sebagai Direktur menggantikan Abed Nego yang mengundurkan diri.

Berikut Susunan Komisaris dan Direksi PT Golden Eagle Energy Tbk:

Komisaris Utama            : Hendra Surya

Komisaris                          : Darjoto Setyawan

Komisaris Independen   : Bambang Setiawan

Komisaris Independen   : Bekto Suprapto

Komisaris Independen   : Harry Wiguna

Direktur Utama               : Roza Permana Putra

Direktur                            : Chrismasari Dewi Sudono

Direktur Independen     : Achmad Hawadi

Selain perubahan pengurus, RUPS juga menyepakati perubahan rencana penggunaan sisa dana hasil Penawaran Umum Terbatas I Perusahaan sebesar Rp50 miliar. Awalnya dana itu akan digunakan sebagai pengembangan usaha perseroan tetapi dialihkan menjadi modal kerja operasional tambang batubara di Sumatera Selatan. Hal itu dikarenakan, pada akhir 2015 anak usaha SMMT, PT Triaryani mendapatkan infrastruktur logistik berupa jalan angkut dan pelabuhan yang memberikan peluang untuk meningkatkan kapasitas dan konsistensi produksi sepanjang tahun.

Roza Permana Putra, Direktur Utama PT Golden Eagle Energy Tbk, menjelaskan Triaryani membutuhkan modal kerja tambahan untuk mempercepat peningkatan produksi untuk mengoptimalkan jalur logistik tersebut. “Peningkatan produksi dan fokus pada operasi yang ada akan memberikan kontribusi yang lebih bernilai bagi stakeholders dibandingkan pengembangan usaha, seiring kondisi industri batubara saat ini yang masih melemah,” kata Roza.

Melemahnya pasar ekspor batubara mendorong perseroan memfokuskan penjualan di pasar domestik. Hasilnya, volume penjualan batubara domestik meningkat pesat menjadi 400 ribu ton di tahun 2015 dibandingkan tahun 2014 sebesar 204 ribu ton. Pencapaian itu merupakan persiapan perseroan dalam menyediakan permintaan batubara domestik yang akan meningkat, seiring mulai beroperasinya sejumlah pembangkit listrik baru berbahan bakar batubara melalui program 35.000 MW.

Sepanjang tahun 2015, lanjut Roza, Triaryani berhasil meningkatkan pendapatannya dari penjualan batubara sebesar 222% menjadi Rp28,8 miliar, atau melonjak dari penjualan tahun sebelumnya senilai Rp8,9 miliar. Anak usaha lainnya, PT Internasional Prima Coal (IPC) juga masih mencatatkan marjin usaha yang positif bagi perseroan”, papar Roza.

Related Posts