Grup Rajawali Incar Tambang Batubara Rp 1 T

JAKARTA – PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT), unit usaha Grup Rajawali, berencana mengakuisisi lebih dari 51% saham pada perusahaan tambang batubara di Sumatera Selatan atau Kalimantan Timur. Nilai akuisisi ditaksir mencapai US$ 93,7 juta atau sekitar Rp 1 triliun.

Golden Eagle membidik perusahaan tambang yang memiliki cadangan batubara sebanyak 25-125 juta metrik ton. Adapun harga jual aset tersebut berkisar US$ 0,25-0,75 per ton.

“Kepastian angkanya masih tergantung pada status pengembangan dan produksi aset. Tapi harga saat ini sudah lebih murah dibandingkan tahun lalu yang bisa mencapai US$ 1 per ton,” kata Direktur Utama Golden Eagle Hendra Surya di Jakarta, Senin (16/6).
Hendra mengungkapkan, perseroan telah mendekati sedikitnya delapan perusahaan. Namun, sekitar 4-5 perusahaan yang kini dipertimbangkan secara serius oleh perseroan. “Kami harus selektif supaya perusahaan baru nanti tidak membebani kinerja yang sudah baik. Kami harapkan kesepakatan bisa dicapai tahun ini,” ujar dia.
Untuk memuluskan rencana akuisisi, Golden Eagle menyiapkan dana Rp 50 miliar dari dana hasil penawaran umum terbatas saham (rights issue). Sisa kebutuhan dana bakal dipenuhi dari kas internal perseroan, kas anak usaha, dan pinjaman pihak ketiga.
Sekretaris Perusahaan Golden Eagle Chrismasari Dewi Sudono menambahkan, pihaknya bakal mengandalkan pinjaman bank serta pendanaan dari Grup Rajawali untuk membiayai akuisisi. “Porsinya belum bisa kami ungkapkan. Yang pasti, ada dukungan dari grup dan bank,” kata dia.
Tahun ini, Golden Energy menganggarkan belanja modal (capital expenditure/ capex) sebesar Rp 27-30 miliar. Dana capex dialokasikan untuk pengembangan aset PT Triaryani, anak usaha perseroan yang memegang konsesi di Sumatera Selatan.
Direktur Utama Golden Eagle Hendra Surya memperkirakan pendapatan perseroan hingga akhir 2014 meningkat 30% atau sekitar Rp 45,69 miliar. “Laba bersih kami prediksi tumbuh 25-30% atau sekitar Rp 21,8 miliar,” kata dia.
Saham Bonus
Dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) Golden Eagle kemarin, pemegang saham menyetujui pembagian saham bonus dengan rasio 2:5. Artinya, setiap pemegang dua saham berhak mendapat lima saham bonus.
Dengan demikian, jumlah saham yang beredar akan bertambah dari 900 juta menjadi 3,15 miliar unit. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan likuiditas saham perseroan di pasar. Golden Eagle tercatat memiliki sumber daya batubara sebanyak 400 juta ton dan cadangan sekitar 250 juta ton.
Perseroan memiliki dua konsesi pertambangan di Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan. Adapun konsesi tambang di Kalimantan Timur dipegang oleh PT Internasional Prima Coal (IPC), perusahaan hasil kerja sama dengan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA).
Golden Eagle memiliki 49% saham, sedangkan Bukit Asam 51%. Sementara itu, konsesi pertambangan di Sumatera Selatan dikelola oleh PT Triaryani.

Related Posts